Page 1 - Buletin Disember 2010_2
P. 1
BIL.11/Disember 2010 http://pustaka.upsi.edu.my ISSN :1675-7394
Semilir angin resah singgap di birai senja
Menyapa wajah Ogos yang suram
Diksi lembut menyampai salam duka
Tentang misteri laut dan sepi pantai
Tentang bisik ombak dan gelora badai
Tentang nasib pelaut dan untung camar muda
Inilah garis nyata yang merungkai segala rasa, kukira
Karang laut masih tetap menyanyikan lagu serupa
Hati budimu di perpustakaan
Luhurnya tak terungkap dek bicara.
Kita membesar di antara ruang kecil
Yang dibesarkan oleh tingginya ilmu
Kami tidak pernah berasa kerdil
Tatkala melihat bara yang kau nyalakan Bersalam bersama kakitangan
Membakar semangat dan iltizam
Kami tidak berasa khuatir bekerja
Tatkala melihatmu gigih menakung keringat
Tanpa banyak berkira
Suaramu yang tegas membayangkan
Tiada tempat untuk siapa-siapa yang
Mundur dan tidak suka ambil tahu
Di tanganmu terbentang wawasan perpustakaan
‘gedung ilmu bitara sejajar era globalisasi’
Gedung ilmu ini adalah lautan terbuka
Andainya hari ini, esok dan bila-bila
Engkau perlu pergi dan yang lain bertandang sudi
Kukira amanahnya tetap serupa
Mengalas beban visi menugal ribuan janji
Meneruskan agenda bagi sesiapa yang diganti
Membangunkan intelektual mengukuh jatidiri
Kerjayanya tak berakhir walaupun
Pemimpin silih berganti
Hening waktu bersatu di kaki senja
Mentari makin malu dipeluk dingin malam
Kemudiannya mengecil dalam diam
Lalu menghilang Menerima cenderahati daripada Dato’ Pendaftar
Selamat pulang ke anjung peribadimu
Setelah sepuluh musim berkelana di sini menabur bakti
Berkeringat daya fikir membangunkan UPSI
Menjunjung langit di tempat bumi kau pijaki
Kau gagahi mendaki walau tangan payah terkuak
Kau genggami bara biarpun jasad pedih tak terubat
Tak jemu berusaha, biarpun sering kali terluka
Gedung ilmu ini menjadi semaian abadi
Lambing pengorbananmu yang tak terbeli
Kami tidak jemu
Menatap lembaran baktimu
Luhur budi dari jasa tak mampu dikira
Akan kami genapkan
Dengan mengenangmu dalam kenangan
Sepanjang zaman
Kocak debar jantung hati berlagu tenang
Riak sedu tangis menghiris lembut perdu rasa
Pupuklah geloranya agar tidak membuah duka
Semilir angin mengiring salam perpisahan
Perlahan-lahan jemari pun kian terlepas
Tatapilah raut wajah dengan manis budi
Biarlah pemergianmu tidak meninggal luka di hati
Terampun salah silap segala diri
Cik Zahariah mengetip perakam waktu untuk kali terakhir
Oleh : Tn. Hj. Abdul Halim b Ali
Sambungan di muka surat 8 dan 9
1